Gue gak pernah ambil pusing sama yang namanya politik. Kenapa? Karena gue gak tertarik, itu yang pertama. Gue mungkin gak akan pernah ngerti kenapa "permainan politik" bisa begitu mengerikan buat gue. Sebagai contoh, kenapa pemimpin suatu negara bisa tega2nya mengambil kebijakan politik yang efeknya jelas2 merugikan masyarakatnya? Bagaimana mereka yang duduk di kursi pemerintahan itu bisa tidur dengan nyenyak di malam hari sementara orang2 yang sudah menaruh harapan besar mempercayakan suaranya hidup dalam penderitaan, sekarat bagai pasrah menunggu tsunami datang?
Seandainya saja gue bisa melihat big picture dari kondisi politik negara gue seperti om Wimar Witoelar. Ceplas-ceplos, to the point, tapi 'nancep' banget. Hehehe... Perlu bukti? Baca aja di Perspektif.net atau beli bukunya sekalian. (FYI gue baru baca "Hell Yeah")
Mungkin memang otak gue yang 'gak nyampe' kali yah. Tiap kali nonton film ato TV shows yang berbau2 politik kayak Head of State dan 24, gue ngerti karena terbantu dengan narasi dan visualisasi kenapa-begini-kenapa-begitu. Sayangnya itu cuma terjadi di film dan gak bisa gw terapin di dunia nyata. Gak semua orang ngerti. Gak semua orang perduli. Kesimpulannya, gak ada orang yang bisa jadi interpreter gue dalam hal politik.
Sedikit berbeda dengan orang2, gue selalu excited kalo ikutan nyumbang suara di pemilu. Sampai sekarang, gue uda 'nyoblos' 2x, yaitu di Pemilu 2004 dan Pemilihan Gubernur Jakarta 2007. Tanpa harapan yang muluk2, gue uda cukup senang kok bisa berpartisipasi. Sama halnya di pemilu tahun ini, gue bersedia 'nyoblos' meskipun belum jelas mana yang mau dipilih, hahahaha... Seandainya ada presidential debate kayak Obama vs McCain di Indonesia, yang (mungkin) bisa ngasih gue sedikit gambaran mana calon yang 'sepaham' ama gue. Hahaha... *ga jelas banget sih gue*
Ngomong2 soal calon presiden RI, gue baru baca program salah satu capres RI yang ada di 3 koran sekaligus (Kompas, Seputar Indonesia, dan Koran Tempo) yang terbit hari ini. Mungkin masih ada di koran lain kali yah, tapi cuma 3 itu yang kebaca ama gue. One full page "Membangun Kembali Indonesia Raya: 8 Program Aksi Untuk Kemakmuran Rakyat"-nya Pak Prabowo dari Partai Gerindra. Gue gak bermaksud mengkritik yah, cuma ada 2 hal yang bener2 menarik perhatian gue.
(Screenshots diambil dari Seputar Indonesia)
Dari #7 di bidang "Pendidikan & Kesehatan", poin 3 yang berbunyi "Membagi sedikitnya 1 juta lap-top kepada mahasiswa per tahun". Mungkin masih terlalu dini untuk memberikan rebuttal, karena belum ada penjelasan lebih rinci dari yang bersangkutan.
Just my two cents. Daripada membagi2kan laptop kepada individu, alangkah baiknya jika nanti Pak Prabowo menjadi presiden RI terpilih, membangun public library yang dilengkapi dengan fasilitas akses internet gratis yang memadai untuk pelajar2 Indonesia di setiap daerah mungkin? Teknis pelaksanaan mungkin bisa dibahas lebih lanjut, tapi pada intinya, (dari apa yang saya tangkap) ada usaha untuk keterbukaan informasi guna memajukan pendidikan anak2 bangsa.
Pemberian laptop kepada individu memang bukan ide yang jelek, tapi pada pelaksanaannya dikhawatirkan bisa membawa dampak yang buruk; dari masalah kecemburuan sosial sampai kepada penyalahgunaan. Mengingat kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa seseorang akan melakukan apapun supaya bisa makan. Sayang banget kan klo pada akhirnya tujuan akhir yang mulia malah tidak tercapai...
Gue sendiri punya harapan pada capres2 RI. Mudah2an ada yang baca dan bisa menyampaikan ini ke capres2 di pemilu tahun ini, karena sampai sekarang belum ada capres satupun yang membawa harapan gue di kampanye2 yang uda gue liat di TV. Pemilu mungkin tinggal sebulan lagi, tapi who knows. I think it is worth a shot.
Gue berharap ada capres yang bisa bikin gue impressed dengan kepeduliannya pada warganya;
- GENERASI MUDA BERPRESTASI. Gue bener2 sedih dan kecewa melihat peristiwa yang menimpa David Hartanto Widjaja di Singapura, dan juga cerita sedih lainnya yg terkuak karena peristiwa naas tsb. Kenapa sih gak ada campur tangan pemerintah yang mau ngebantu keluarganya memperjuangkan kasus yang punya banyak kejanggalan disana-sini? Padahal masih sama2 negara yang tergabung di ASEAN.
- PENGHASIL DEVISA NEGARA. Kasus penyiksaan TKI yang tidak ada habis2nya sejak pemberitaan Marsinah tampaknya belum cukup menggugah. At least, kalo rasanya sulit untuk berikan mereka perlindungan, coba mulai dengan asuransi kesehatan yang memadai agar kesehatan fisik dan mental para TKI tsb tetap terjaga.
Lagi2 gue uda berusaha gak ngarepin yang muluk2. Gue hanya menyampaikan aspirasi gue sebagai warganegara, karena gue percaya Indonesia bisa menuju ke arah yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment